Jumat, 26 Agustus 2011

PANCARAN SINAR


Sinar yang terpancar darimu
But hati, jiwa, dan raga ini tenang
Rasanya begitu nyaman di hati

                        Segala rasa yang menghalang di hati
                        Jadi hilang terbakar cahyamu
                        Rasa gundah lenyap begitu saja
                        Begitu tenang,
                        Nyaman tanpa beban

Ku bagai merpati putih
Yang terbang bebas di angkasa
Ditemani merpatih putih yang lembut
Yang s’lalu ada setia menemani

                        Sepasang merpati yang terlahir tuk bersama
                        Takan bisa terpisah begitu saja
                        Bila satu mati atau jauh
                        Kekasihnya kan terluka
                        Takan pulih bila cintanya belum kembali

Begitupun denganku saat ini
Kehilangan kekasih yang telah pergi
Tapi ku kan tetap menunggu sampai kelak
Karena ku percaya kekasih kan kembali

MUTIARA DALAM RAGA


Hati adalah mutiara dalam raga
Miliki rasa yang tak terkira
Rasa yang timbul dari hati bukan kebohongan

Rasa dalam hati,
Berikan indahnya pelangi kehidupan
Rasa dalam hati,
Berikan goresan luka yang  membekas

Hati ini bukan untuk dipermainkan
Bukan alat yang takan hancur bila disakiti
Hati bukanlah baja yang keras
Tapi hati bak kapas putih yang halus dan mudah rusak

MENANTI AZAL!!!


Hidup yang allah berikan
Suatu berkah dan muzizat besar
Hidup yang panjang dan indah yang didambakan
Dengan jalan yang lurus tanpa halang melintang

                        Hidup di dunia tak kekal selamanya
                        Kematian bisa hampiri kapan saja
                        Dan, dalam keadaan apa pun
                        Tiada seorangpun yang tau kapan akan pergi
                        Dan akan tinggal dimana saat tiada nanti

Hidup takan semangat lagi
Ketika ku tau akan tiada sebentar lagi
Ku tau hidupku taka panjang
Hanya bisa menunggu pasrah dan diiringi do’a
Takan bisa rasakan indahnya masa tua

                        Karna sakit dalam tubuh ini
                        Sakit ini perlahan mengoyak jiwa dan raga
                        Buat umur ini jadi singkat tak berguna
                        Hidup yang hampa, sunyi, sepi, tanpa semangat

Pelangi yang selama ini ku kejar,
Kandas begitu saja
Keinginan yang kuat dan besar,
Tak dapat ringankan beban
Hidup yang dituju sejak dulu,
Tak mungkin terungkap
KANDAS. . .! KANDAS. . .! DAN KANDAS. . .!

                        Segala harap dan tujuan,
                        Kandas tersapu laut
                        Ku hanya bisa berharap sakit ini hilang,
                        Dengan keagungan sang kuasa

Tapi itu tak mungkin
Hanya keajaiban yang dapat merubah
Pasrah. . . Berdo’a. . . Tawakal. . . Dan menanti azal

                        S’lamat tinggal kehidupan nyata
                        S’lamat tinggal semua yang ku sayang
                        Mungkin ku akan tenang di alam sana
                        Tuk s’lamanya ku takan kembali

Mungkin suatu saat ku lahir kembali
Memulai hidup baru tanpa sakit ini
Sakit ini semata-mata hanya cobaan dari allah
Yang takan hilang sebelum azal menjumput

                        KINI KU HANYA MENANTI AZAL. . . . .

MEMBACA HATI


Ku tau kau inginkan ku dekatmu s’lalu
Ku mengerti kau merasa tersiksa karnaku
Ku paham kau tak s’lalu bahagia denganku
Ku sadar kau harap ku jadi lebih baik

                        Ku mengerti s’mua yang kau inginkan
                        Walau kau tak ungkapkan
                        Ku mengerti apa pun itu
                        Karna ku dapat baca hatimu
                        Rasa sayanglah yang artikannya

Cara bicaramu, Tingkah lakumu,
Gerakmu, Cengkokmu,
Nadamu, Dan logakmu,
Yang keluar dari hatimu
Dengan kasih sayang yang sici,
Ku membacanya
Tapi sesunguhnya,
Ku ingin dengar dari mulutmu

                        Ku dapat baca hatimu
                        Karna ku tulus sayangimu

Bacalah kembali hatiku
Bila kau sayang padaku
Seperti ku sayang padamu

MASALAH KEMBALI


Perjalanan ini sungguh buatku bingung
Penuh dengan misteri kehidupan
Jalan berliku membentang
Benteng kokoh nan tinggi menjulang

                        Jalani hubungan yang abadi,
                        Tak semudah yang ku kira
                        Perlu kepercayaan yang besar
                        Kasih sayang yang dalam
                        Pengertian yang tulus dan iklas

Hubungan ini diterka oleh masalah
Masalah yang datang terus-menerus
Datang silih berganti hampiri kita
Semakin lama, semakin berat tuk dihadapi

                        Kini. . . . .
                        Masalah besar dan sulit harus kita lewati
                        K’napa semua ini harus menimpa kami?
                        Mengapa harus libatkan orang lain?
                        Apa s’lama ini kami berlebihan?
                        Apa kami salah jalani ini dengan serius?
                        Kenapa s’mua orang anggap ini sebuah permainan?
                        Berikan jawabmu ya Allah. . .

Kini hubungan ini berada diujung tanduk
Berada dalam genggaman orang yang kuasa
Apa kami dapat lewati s’mua ini?
Hanya waktu yang dapat menjawabnya

AWAN


Padang biru membentang di angkasa
Tutupi s’luruh muka bumi dan isinya
Berhias awan yang putih nan lembut
Awan yang s’lalu berpetualang
Jelajahi s’luruh dunia
Jadi saksi bisu tragedi di bumi

                        Saat seluruh bumi bahagia dan bersemangat
                        Kau tutupi matahari dan beri keteduhan
                        Bagi seluruh mahluk di bumi

Saat bumi beduka
Karna tragedi yang menyakitkan
Kau jadi gelap dan,
Dan membawa gumpalan air suci lalu kau tumpahkan
Membuat semua yang berduka
Menjadi sadar dan hentikan tragedi yang perih

                        Wahai awan!
                        Kau begitu tangguh hadapi s’mua ini
                        Perjuanganmu takan berhenti sampai akhir jaman

ARTI PUISIKU UNTUKMU


Telah banyak puisi yang ku torehakan padamu
Hingga ku tak tau kapan berawal
Puisi yang ku buat hanya tukmu
Perjalanan kita t’lah ku ukir
Dalam kata-kata puisi

                        Puisi ku, ungkapan isi hatiku
                        Puisi yang bukan hanya bualan
                        Tapi, puisi yang artikan s’mua isi hatiku

Bila kau ingin tau s’luruh isi hatiku
Bacalah kembali s’mua puisi dariku
Hayatilah semua puisiku
Artikanlah oleh hatimu
Maka kau kan tau apa isi hatiku

                        Jangan pernah kau anggap,
                        Puisi itu tak ada arti apa-apa
                        Karna setiap puisi yang ku buat
                        Memiliki arti dari hatiku

Pahamilah s’mua puisiku
Jangan kau baca, lalu kau campakan
Dan, lupakannya begitu saja

                        Puisi bagiku,
Ungkapan hati yang terdalam tanpa dusta
                        Terbuat dari helaian kata yang indah
                        Dengan nada cerminan hati

Ku mohon, bacalah kembali puisiku
Lalu kau resapi dengan hatimu
Bila kau sayang kepadaku
Pasti kau paham isi puisiku

                        Ingatlah, bahwa puisi bukan sekedar kata biasa
                        Puisi miliki keajaiban hati
                        Puisi cerminkan isi hati yang terdalam

ARTI PERSAHABATAN


Kita jalani persahabatan bukan tuk sementara
Ini semua kan terus berjalan
Bila diantaranya ada yang menginginkan lebih
Taw kurang dari sekedar sahabat
Itu s’mua akan hancur dalam sekejap

                        Bila ada suka dalam jalannya
                        Pastilah persahabatan kan hancur
                        Tak punya arti apa pun

Di dalamnya hanya ada dan butuh,
Kekompakan,
Kepercayaan,
Tak saling menjatuhkan dan ada keyakinan

                        Ingatlah. . .!
                        Dalam persahabatan mungkin ada cinta
                        Tapi dalam percintaan takan ada sahabat

AL-QARI’GASYI


Hari kiamat
Apa hari kiamat itu?
Taukah kamu, apa hari kiamat itu?
Yaitu hari, dimana s’luruh manusia
Seperti kupu-kupu yang bertebaran,
Dan gunung-gunung seperti
Bulu yang dihamburkan
            Dan ada pun orang-orang
            Yang berat timbangan kebaikannya
            Maka ia ada dalam hidup yang memuaskan
Dan ada pun orang-orang
Yang ringan timbangan kebaikannya
Maka tempat kembalinya
Adalah neraka Hawiyah
            Dan tahukah kamu, apa Hawiyah itu?
            Yaitu, api yang sangat panas
Telah datangkah kepadamu
Berita hari kiamat?
Pada hari itu beberapa muka terhina
Bekerja keras lagi susah payah
Masuk api neraka yang panas
Diberi minum dari air mata yang sangat panas
            Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon
            Pohon berduri lagi busuk baunya
Pada hari itu beberapa muka berseri-seri
Puas karena usahanya
Dalam surga yang tinggi
            Di dalamnya kamu tidak mendengar omong kosong
            Di dalamnya ada mata air yang mengalir
            Di dalamnya ada persada-persada yang ditinggikan
            Dan gelas-gelas yang rapih,
            Bantal-bantal yang tersusun,
            Dan permadani-permadani yang terhampar
Apa mereka tak memperhatikan terhadap unta,
Bagaimana ia diciptakan
Dan terhadap langit,
Bagaimana ia ditinggikan
Dan terhadap gunung-gunung,
Bagaimana ia ditegakan
Dan terhadap bumi,
Bagaimana ia didatarkan
            Maka peringatkanlah mereka,
            Karena kamu hanya pemberi peringatan
            Kamu sekali-kali bukanlah seorang pemaksa
            Hanyalah orang yang berpaling dan kafir
Maka allah akan menyiksanya
Dengan siksaan yang paling besar
Sesungguhnya kembalinya mereka kepada allah
Kemudian sesungguhnya atas allah-lah hisab mereka

LELAH DAN RINDU


Ku hidup tuk jalankan misiku
Mencapai s’mua mimpi yang sedari dulu ku kejar
Misi yang ku pikir kanku capai

                        Hidup yang seperti ini buatku lelah
                        Lelah tak berdaya
                        Sabarku cukup tuk jalani hidup ini
                        Kekasih yang dulu buatku nyaman
                        Kini t’lah berubah dan buatku gundah

Ku sungguh lelah!!
Ku ingin pulang!!
Ku rindu orang yang dulu sangat manjakanku
Ku ingin rasakan keabadian yang kau janjikan
Bawalah ku kehadapanmu ya Allah

                        Kini ku berbaring sakit
                        Karna ku tak tahan hadapi s’mua ini
                        Ku lelah tak kuasa
                        Ku tak bernapsu tuk lakukan apa pun

Kasih yang dulu buatku berdiri
Kini buat ku terkapar kaku

                        Sungguh, kulelah hadapi s’mua ini
                        Ku rindu orang yang dulu manjakanku

Kini ia t’lah berbaring
Beratap papan yang melintang
Berselimut kain yang menguning
Sedangkan jiwanya telah tenang di alam yang kekal

                        Tuhan, ku sungguh lelah dan rindu
                        Ingin ku bertemu dengannya,
                        Dan berada di hadapanmu

KUMPULAN ISI HATIKU


Bulan bergantung di langit gelap nan luas
Terlihat karna matahari pancarkan cahyanya
Begitu pun hatiku,
Hati yang ada dalam ragaku, tak sempurna seutuhnya
Perlukan cahaya yang suci dan tulus nan hangat
Cahaya itu adalah dirimu
Ku perlu cahaya itu agar ku tetap bersinar

                        Harapanku s’lama ini mungkin telah kandas
                        Terhempas waktu yang telah berlalu
                        Ku ingin menatap pijaran bintang bersamamu
                        Dan menjadi bintang bersamamu kelak bila t’lah tiada
                        Tapi kini, telah kandas dan tinggal serbuk mimpi

Satu hal yang ku harap darimu kini tak terkabulkan
Meski menunggu sekian lama
Mungkin itu takan terwujud
Hanya menjadi janji yang kabur
Oleh ingatanmu yang lelah

                        Telah banyak kerikil yang telah kita lalui bersama
                        Dengan rasa yang gundah
                        Mungkin kini kau telah lelah
                        Hingga kau tak mau bersamaku lagi

Perlahan kau jauhi ku
Agar ku tak sadar,
Bila kau ingin ku pergi            

TELAH SAMPAI


Akhirnya sampai juga
Antara menghendaki dan menghindari
Antara ingin dan menolak
Kita sampai juga, disini
Di bukit yang damai
Rimbun pepohonan
Wangi bebungaan
Gemericik air kolam
Ruang tempat mementangkan hayal:
Cerita yang mendunia
Puisi yang mendunia

                        Tubuh kita telah lelah
                        Kita merindukan sisa hari-hari dengan santai
                        Tapi beban belum juga habis
                        Tak habis-habis

Ya, kita telah sampai
Tapi mungkin ada baiknya kita meyakini:
Tugas takan pernah usai
Sebelum maut menjemput